Penemuan Naskhah Tanjung Tanah

Naskhah ini ditemukan di Tanjung Tanah, Mendapo Seleman terletak sekitar 15 kilometer dari Sungai Penuh, Kerinci masih dalam simpanan pemiliknya. Naskah Tanjung Tanah sebetulnya ditemukan dua kali, pertama pada tahun 1941 oleh Petrus Voorhoeve yang pada saat itu menjabat sebagai taal​​​ ambtenar (pegaw​​ai bahasa pada zaman kolonial) untuk wilayah Sumatra dan kemudian didaftarkan oleh sekretarisnya dengan nomor 252 di dalam Tambo Kerinci.[3][4] Penemuan kedua oleh Uli Kozok pada tahun 2002.[1] Kozok lalu membawa sampel naskah ini ke Wellington, New Zealand untuk diperiksa di makmal menggunakan kaedah pentarikhan radiokarbon. Hasil pengujian ini mengukuhkan dugaan Kozok usia naskah Tanjung Tanah sebagai naskah bahasa Melayu yang tertua.

Tarikh naskah berdasarkan tinggalan radiokarbon dianggarkan antara tahun 1304 dan 1436, dan berdasarkan data sejarah kemungkinan ditulis sebelum tahun 1397; tempoh sebelumnya sejak 1377 ditandai oleh ketidakpastian dan diwarnai peperangan, dapat diduga bahawa naskah ini malahan ditulis sebelum tahun 1377 iaitu ketika zaman pemerintahan Adityawarman.[5]